Ilustrasi Copywriting. Foto: Lander (Landing Pages).
Ilustrasi Copywriting. Foto: Lander (Landing Pages).

Jakarta, MNEWS.co.id – Tahukah Anda, ternyata copywriting bisa meningkatkan penjualan hingga 3 kali lipat? Pernyataan yang sangat menggiurkan. Tapi, bagaimana cara membuat copywriting yang baik, terutama bagi pelaku UMKM yang baru akan memperkenalkan brandnya?

Head of Marketing Adx Asia, Frebriansyah Hermawan, membongkar tips dan trik membuat copywriting yang menarik bagi pelaku UMKM. Menurutnya, copywriting yang baik bisa memberikan dua hasil signifikan dari tulisannya. Pertama, meningkatkan penjualan, dan kedua, bisa menjadikan brand lebih menarik.

“Pertanyaannya adalah, kita bisa ngga sih nulis? Ada banyak alasan tidak bisa nulis. Tapi sebenarnya, tiap orang itu bisa nulis kok. Tidak ada alasan untuk tidak bisa menulis,” ujar Frebri dalam pembukaan Kelas Komunitas #ADXEureka “Tips Membuat Copywriting Untuk Para Pelaku UMKM” di Classroom B Jakarta Creative Hub, Rabu (6/3/2019).

Langkah pertama, lanjut Frebri, dalam memulai copywriting adalah, kita harus bisa menentukan karakter brand yang ingin kita bangun. Dari sisi advertising, kita tidak ingin brand hanya berbicara soal produk semata. Brand yang kita punya harus memiliki karakter, dan nantinya itu akan menyesuaikan dengan target pasar. Misal, jika target pasarnya ibu-ibu rumah tangga maka bahasa yang digunakan tidak perlu formal, dan bisa menyesuaikan dengan konteks kegiatan yang biasa dilakukan ibu-ibu di rumah.

“Basically kita harus tahu bahwa kita ingin diingat orang. Namanya copywriting kita harus tahu brandnya mau dilihat seperti apa,” tandas Frebri.

Head of Marketing Adx Asia, Frebriansyah Hermawan dalam sesi Kelas Komunitas #ADXEureka
“Tips Membuat Copywriting Untuk Para Pelaku UMKM” di Classr
oom B Jakarta Creative Hub,
Rabu (6/3/2019). Foto: (doc/MNEWS).

Selanjutnya, jika kita sudah mengetahui ingin diingat sebagai brand apa, sesuaikan cara menulis untuk audiens. Kita juga harus tahu tujuan menulis untuk apa. Biasanya, brand itu maunya hanya jualan, jualan, dan jualan. Tapi di dunia advertising, tidak selalu harus berjualan secara hard selling. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan.

“Ada beberapa tahapan, kita bisa jelasin apa manfaat produk kita, atau testimoni pengguna produk kita. Tujuan kita menulis juga bisa banyak, misalnya sharing tentang produk, testimoni, benar-benar jualan atau hanya kasih informasi yang berkaitan dengan produk kita,” jelasnya.

Misalnya, jika kita berjualan hijab, akan lebih menarik membuat konten seperti 5 OOTD Hijab dibanding hanya menulis deskripsi produk.

Buat Headline

Tips jitu yang pertama, Frebri menjelaskan, buatlah headline yang bisa mendorong orang untuk ingin tahu lebih lanjut. Ada beberapa formula yang bisa digunakan, pertama:

Problem Solver Headline

Fokus pada satu masalah dan beritahu bagaimana brand Anda bisa memberikan solusi. Frebri mencontohkan, misalnya brand catering diet, maka bisa membuat copywriting dengan headline “Tidak berhasil menggunakan diet low-carb? Coba cara diet yang ini”. Tawarkan alternatif-alternatif yang sekiranya bisa menjadi solusi bagi permasalahan customer.

Direct Headline

Struktur ini mengandalkan headline yang bersifat langsung, memberikan tagline yang insightful. Frebri memberi contoh, misalnya Anda berjualan es krim, bisa membuat copywriting “resep es alpukat yang bisa Anda coba untuk pesta Anda selanjutnya”. Sehingga, customer bisa mengambil benefit dari apa yang kita tulis.

Promising Headline

Buat headline yang menjanjikan untuk bisa langsung dilakukan dengan hasil yang cepat. Misal, “mengumpulkan ide artikel untuk setahun dalam 1 jam dan membuat konten yang menjual”. Atau, bisa juga membuat tips yang bisa langsung dipraktekkan oleh customer dengan hasil yang memuaskan.

Bangkitkan Emosi Lewat Copywriting

Berikutnya, terapkan tips yang didukung science dengan membangkitkan emosi customer lewat copywriting. Menurut Frebri, orang akan lebih tertarik membaca sesuatu yang berhubungan dengan emosi.

“Basically orang Indonesia lebih tertarik baca dan share tulisan yang bisa membangkitkan emosi. Satu persepsi yang perlu diperhatikan adalah, customer tidak membeli dari kita, tetapi mereka membeli untuk diri mereka sendiri. Jadi hero atau pemeran utamanya adalah audiens itu sendiri. Jangan jadikan brand Anda pemeran utama di cerita Anda. Jadikan customer Anda pemeran utamanya,” pungkas Frebri.

Frebri memberikan rumus formula copywriting yang mudah untuk diterapkan. Caranya, pertama, kita harus tahu dulu siapa pemeran utamanya. Misal, jika target pasar brand kita adalah wanita karir tentu berbeda dengan ibu-ibu rumah tangga. Kedua, buat karakter antagonis di cerita kita. Antagonis disini artinya mengarah pada masalah yang dihadapi oleh customer. Ketiga, siapkan peralatan tempur, seperti pedang, tameng kuat, atau tongkat sihir. Kemudian yang terakhir, tentukan akhir di mana semua berbahagia (happily ever after).

Contoh Struktur Storytelling Adx Asia

Karakter antagonis: proses beriklan bagi bisnis yang ribet dan mahal

Tongkat sihir: teknologi yang mempermudah proses beriklan di mana Anda hanya perlu 15 menit dan Rp 10 ribu per hari

Happily ever after: Audiens kita bisa meningkatkan bisnisnya dengan cepat mudah dan murah

Copywriting Untuk Membangun Nilai Brand

Copywriting hendaknya digunakan untuk membangun nilai dan karakter brand, bukan hanya sekadar untuk berjualan. Pasalnya, ini merupakan investasi jangka panjang agar brand kita lebih dikenal di pasaran dan menempel di ingatan masyarakat. Hampir 80 persen orang mengutamakan penjualan, dan di sinilah yang sering kali diabaikan.

“Kebanyakan orang 80 persen mengutamakan penjualan. Ini yang seringkali miss, kita bisa lebih fokus pada nilai brand. Orang tidak mau ngobrol sama salesman di social media. Orang mau ngobrol dengan teman. Karena basically, kita sebagai manusia senang berbelanja tapi tidak suka kalau dipaksa membeli,” ujar Frebri.

Para pelaku UMKM peserta Kelas Komunitas sedang mempraktekkan copywriting brandnya
masing-masing dalam sesi  “Workshop Time”. Foto: (doc/MNEWS).

Ia mencontohkan ilustrasi cerita. Skenario pertama, rambut kita rontok dan saat jalan-jalan di mall, ada salesman menawarkan produk sampo yang mungkin menarik. Tapi dengan pendekatan yang agresif, ketertarikan kita terhadap produk tersebut bisa hilang seketika. Skenario kedua, jika situasinya kita sedang mengobrol santai bersama teman, dan kita mengeluhkan tentang rambut yang mudah rontok, ternyata teman ini juga sedang mengalami masalah yang sama dan merekomendasikan suatu produk yang sudah mereka coba. Tentu ini adalah pendekatan yang lebih ramah dan tepat sasaran.

Begitu juga dalam copywriting, sebaiknya yang harus dikedepankan adalah benefit atau keuntungan yang bisa diperoleh oleh customer sebesar 90 persen, sedangkan sisa 10 persennya adalah fitur.

“Misalnya, kita jualan teh tarik, fiturnya ini adalah minuman segar yang manis dan aromanya wangi, misalnya. Keuntungan produk ini, misalnya bisa menghibur saat sedang bete dimarahin boss, dan lain-lain. Fitur boleh tapi kedepankan keuntungannya. Kita harus berbicara sebagai best friend, jangan sebagai salesman,” tambahnya.

Berorientasi Pada Customer

Frebri juga mengingatkan, ada beberapa keyword yang bisa dimanfaatkan untuk copywriting bisnis UMKM yang lebih hard selling, misalnya guarantee, sale, now, expires, soon, hurry, best-seller, limited, dan masih banyak lagi. Dalam menulis juga perbanyak kata “kamu”, jangan “saya”, karena itu artinya berorientasi pada customer dibandingkan brand sendiri yang bersifat terlalu jualan.

“Misal ada headline “dress well without trying”. Atau “permudah aktivitas perbankan dengan jenius”. Headline diawali dengan keuntungan/manfaat yang akan didapat oleh customer,” ujar pria berkacamata ini.

Setelah sesi materi selesai, peserta pun dipersilahkan untuk latihan di sesi “workshop time”. Tiap peserta dibagikan kertas dan diberi waktu 15 menit untuk menulis. Sejumlah pelaku UMKM dari sektor jasa, fashion, dan kriya pun berbagi formula copywritingnya masing-masing dilanjutkan dengan sesi sharing.

Kelas Komunitas yang terselenggara berkat kerja sama Adx Asia dengan Komunitas Sahabat UMKM ini rutin dilakukan setiap bulannya, dengan tema yang berbeda seputar permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, para pelaku UMKM bisa meningkatkan penjualan sekaligus memperkuat brandnya, tidak hanya sekadar belajar trik copywriting semata.